Penyair perdana Amanda Gorman baru saja mengungkapkan bahwa dia diprofilkan secara rasial oleh seorang penjaga keamanan di luar gedung apartemennya.

Pada Jumat malam, wanita berusia 22 tahun itu menceritakan pengalamannya di Twitter, menulis: "Seorang penjaga keamanan membuntuti saya dalam perjalanan pulang malam ini. Dia bertanya apakah saya tinggal di sana karena 'Anda terlihat mencurigakan.'" Dia melanjutkan, "Saya menunjukkan kunci saya & masuk ke gedung saya. Dia pergi, tidak ada permintaan maaf."

Tidak terkejut dengan perilakunya, Gorman menambahkan, "Inilah kenyataan gadis-gadis kulit hitam: Suatu hari Anda disebut ikon, hari berikutnya, ancaman." Dia menautkan ke tweet sebelumnya yang dia tulis pada Februari. 14, di mana dia berbagi Washington Post artikel yang memiliki pesan serupa. "Kita hidup dalam masyarakat yang kontradiktif yang dapat merayakan penyair gadis kulit hitam & juga semprotan merica yang berusia 9 tahun. Ya, lihat saya, tetapi juga lihat semua gadis kulit hitam lainnya yang dibuat tidak terlihat. Saya tidak bisa, tidak akan, bangkit sendiri," tulis Gorman menanggapi berita tentang seorang petugas polisi Rochester yang memborgol dan menggunakan semprotan merica pada seorang gadis kulit hitam berusia 9 tahun.

click fraud protection

Mengikuti tweetnya, Gorman mengungkapkan bahwa dia memilih untuk melihat situasinya sendiri melalui lensa yang berbeda. "Dalam arti tertentu, dia benar," tulis lulusan Harvard itu di Instagram. "AKU ANCAMAN: ancaman ketidakadilan, ketidaksetaraan, ketidaktahuan. Siapa pun yang mengatakan kebenaran dan berjalan dengan harapan adalah bahaya yang jelas dan fatal bagi kekuatan yang ada. Sebuah ancaman dan kebanggaan."

TERKAIT: Amanda Gorman Membuat Sejarah Super Bowl Mengenakan Mantel Paling Luar Biasa

Bulan lalu, Gorman duduk bersama mantan Ibu Negara Michelle Obama untuk a wawancara luas tentang puisi dan aktivisme, menyentuh tekanan yang dihadapi perempuan kulit hitam saat menjadi sorotan.

Selama percakapan mereka, Obama bertanya kepada Gorman tentang menjadi "simbol harapan" bagi gadis-gadis kulit hitam lainnya, dan penyair itu menjawab: "Untuk Wanita kulit hitam, ada juga politik kehormatan — terlepas dari upaya terbaik kami, kami dikritik karena tidak pernah disatukan cukup; tapi ketika kita melakukannya, kita terlalu mencolok. Kami selalu berjalan di garis yang benar-benar tentatif tentang siapa kami dan apa yang dilihat publik sebagai kami. Saya menanganinya hari demi hari. Saya belajar bahwa 'Tidak' adalah kalimat lengkap. Dan saya mengingatkan diri sendiri bahwa ini bukan kompetisi. Ini saya mengikuti lintasan kehidupan yang seharusnya saya jalani."