Sephora telah mengumumkan akan menutup semua lokasi ritel Amerika Utara mulai pukul 5 sore. waktu setempat pada Selasa, 17 Maret hingga Jumat, 3 April. Keputusan itu muncul kurang dari seminggu setelah menangguhkan layanan di dalam toko seperti makeover dan menghapus semua penguji produk untuk membantu memerangi penyebaran COVID-19.

"Ketika Sephora pertama kali membuka pintunya, kami melakukannya dengan misi untuk menciptakan komunitas unik untuk semua penggemar kecantikan," kata peritel itu dalam sebuah pernyataan di laman resminya. situs web. "Sejak itu, kami selalu mengambil tanggung jawab kami untuk melindungi kesejahteraan rakyat dan komunitas kami dengan serius. Dengan tanggung jawab itulah kami membuat keputusan ini."

TERKAIT:

  • Memiliki Kuku Panjang Berpotensi Menyebarkan Kuman
  • Glossier Menutup Semua Toko Fisik Di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran Virus Corona
  • Bisakah COVID-19 Hidup di Produk Kecantikan Anda?

Bagi siapa pun yang ingin mengganti produk kecantikan kosong mereka, Anda masih dapat melakukan pembelian di Sephora.com dan aplikasi Sephora. Pengecer kecantikan akan membebaskan biaya pengiriman hingga 3 April, dengan kode FREESHIP. Untuk mencicipi produk kecantikan baru, kunjungi Sephora's

click fraud protection
Aplikasi Artis Digital adalah taruhan terbaik bagi pelanggan.

Sephora juga mengubah kebijakan pengembaliannya untuk saat ini. Produk yang dibeli di dalam toko dalam 30 hari terakhir sejak Mar. 16, dapat dikembalikan dengan tanda terima dalam waktu 30 hari setelah toko dibuka kembali. Untuk pembelian online, produk dapat dikembalikan dalam waktu 60 hari, dan akan dikembalikan ke bentuk pembayaran asli.

Dalam pernyataannya, Sephora mengkonfirmasi bahwa semua karyawan toko akan menerima gaji pokok mereka untuk shift yang dijadwalkan selama penutupan. Manfaat kesehatan dan kebugaran mereka juga akan terus berlanjut. Selain itu, peritel kecantikan memastikan semua karyawan pusat distribusi akan menerima gaji yang sama jika ada operasi pusat yang terganggu.

VIDEO: Kuku Panjang Berpotensi Menyebarkan Kuman

Penutupan massal ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keadaan darurat nasional, dan banyak negara bagian termasuk New York dan Los Angeles, memberlakukan pembatasan pada restoran, bar, dan tempat hiburan.